Lilin – lilin kecil bergerak perlahan memecah kegelapan meninggalkan panti umat gereja St. Joannes Baptista Parung. Perlahan namun pasti, lilin yang dibawa umat bergerak mengikuti arah patung Bunda Maria yang diarak petugas mengelilingi sebagian area parkir gereja. Doa Rosario dan sesekali diselingi lantunan lagu “Ave – Ave”  terus terdengar menghantarkan perarakan menuju Taman Doa Rosa Mystica Misericordiae.  

Misa pembukaan Bulan Maria ini pun kemudian berlanjut dipimpin oleh RD Yustinus Joned Saputra. Dalam khotbahnya, Romo Joned mengingatkan kita untuk membangun intimitas dengan Bunda Maria. Dalam kurun satu bulan ini kita diharapkan mampu mempelajari teladan Bunda Maria. Salah satunya adalah ketenangan dan kesetiaan Bunda yang tak bernoda ini.

 “Inilah ciri khas Bunda Maria yaitu tidak mudah bereaksi. Setiap kejadian dalam hidupnya diterima dan dibawa dalam perjalanan iman. Sehingga Bunad Maria dapat mengeluarkan sesuatu yang baik, bahkan dapat menjadi pengantara kerahiman Kita” tegas Romo Joned.

RD Yustinus Joned Saputra juga mengaitkan peristiwa ini dengan pesan Bapa Suci Paus Fransiskus untuk hari komunikasi sosial sedunia tahun 2023 yaitu “Berbicara dengan Hati” Sehingga  dalam kehidupan sehari- hari, kita sungguh-sungguh mengolah setiap ucapan yang keluar dari mulut kita. Hal ini serupa dengan teladan Bunda Maria. 

Sebelumnya, RD Yustinus Joned juga memberkati barang- barang suci yang dibawa umat seperti Rosario, Patung Bunda Maria dan Salib Yesus Kristus.  Romo Joned meminta umat mengangkat benda – benda suci tersebut kemudian berdoa dan meberkati seluruh benda tersebut dengan air suci. (Vika/KOMSOS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *