Sabtu, 30 September 2023 segenap umat Paroki St. Joannes Baptista Parung bersama-sama mengikuti Misa Pembukaan Bulan Rosario yang diawali dengan Doa Rosario bersama dan perarakan arca Bunda Maria. Misa dipimpin oleh RD Benyamin Sudarto dan RD Dionnysius Manopo. Suasana tenang dan khidmat menemani selama prosesi perarakan dan misa berlangsung.

Penetapan Oktober sebagai Bulan Rosario berawal dari penetapan tanggal 7 Oktober sebagai Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario. Pesta ini ditetapkan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1573, namun saat itu masih dirayakan secara khusus di gereja-gereja yang altarnya didedikasikan kepada Bunda Maria.

Doa Rosario sebagai sebuah kebaktian resmi kepada Bunda Maria memiliki beberapa symbol-simbol yang mutlak di dalamnya. Bagian-bagian mutlak tersebut yaitu : Tanda Salib, Aku Percaya, Bapa Kami, Rangkaian Salam Maria, Peristiwa-Peristiwa, Kemuliaan, Aklamasi, dan Doa Fatima.

Kita diingatkan untuk memaknai bulan rosario tersebut sebagai kekuatan berdoa kepada Allah melalui perantaraan Bunda Maria. Hal penting dalam berdoa rosario yaitu kita diajak merenungkan peristiwa-peristiwa (gembira, sedih, mulia, terang), yang jika dihayati dengan baik akan mengantar kita masuk ke dalam misteri kehidupan Kristus. Dengan demikian peristiwa- peristiwa kehidupan Kristus juga ikut mewarnai apa yang terjadi di dalam kehidupan kita, sehingga kita mendapatkan kekuatan dari Kristus sendiri.

Dalam homilinya, Romo Ben mengajak kita untuk berdoa rosario baik secara pribadi, keluarga, maupun lingkup menggereja. Ajakan tersebut sebagai wujud pujian kepada Allah dan penghormatan kepada Bunda Maria. Selain itu, Romo Ben juga mengajak umat untuk menghidupi iman katolik dengan kerendahan hati dan mau bertobat.

Melalui pengalaman Matius dalam Injil, kita diajak untuk melihat bahwa iman tumbuh dari peristiwa kehidupan sehari-hari, bahkan pengalaman jauh dari Tuhan. Matius mengalami pertobatan, titik balik dari kehidupan yang jauh dari Tuhan menjadi Matius yang mendengar suara Tuhan. Titik balik atau pertobatan itu dilakukan dengan mengikutiNya tanpa syarat.

Pertobatan merupakan bukti kesediaan manusia untuk berbalik, meninggalkan cara hidupnya yang lama untuk kembali ke jalan Tuhan. Bertobat berarti mau memperbaiki diri dengan mengusahakan agar hidup kita bertumbuh dan menghasilkan buah. Dengan bertobat kita mengupayakan agar hidup kita menjadi tanah yang subur bagi pertumbuhan benih-benih kebaikan, sehingga bisa memberikan buah-buah kebaikan bagi sesama. (Irene/KOMSOS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *