Tumpeng St. MArkusSalah satu kegiatan yang ikut memeriahkan dan menyedot perhatian dalam perayaan HUT ke-16 Paroki St. Joannes Baptista yang lalu adalah Lomba Tumpeng. Tumpeng melambangkan syukur dan harapan yang mendalam kepada Sang Pencipta. Diharapkan melalui kegiatan lomba tumpeng ini, umat bisa mensyukuri karunia Tuhan lewat alam, kebersamaan dalam kehidupan menggereja, dan juga tanpa henti menghunjukkan harapan dan doa supaya bangunan fisik gereja yang merupakan impian setiap umat di paroki ini segera terwujud.

Lomba tumpeng tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu menggunakan bahan dasar non beras. Tujuan adalah supaya lebih banyak bahan karunia Sang Pencipta lewat alam ini yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi bahan pangan, atau lebih dikenal dengan diversifikasi pangan. Melalui lomba ini, diharapkan umat juga bisa lebih dekat dengan alam karena alam sebagai salah satu karunia Sang Pencipta telah memberikan banyak kebaikan untuk mendukung kehidupan semua makhluk, khususnya manusia. Lomba ini disambut sangat antusias oleh semua umat, terutama dari kalangan ibu-ibu. Berbagai persiapan dilakukan untuk bisa menampilkan kreasi yang paling menarik dan inovatif dalam lomba ini.

IMG-20160924-WA0014Banyak kreasi tumpeng yang ditampilkan oleh tiap lingkungan, termasuk lingkungan Santo Markus yang pada waktu lomba mendapatkan nomor undian 5, dan akhirnya terpilih sebagai Juara I. Proses untuk membuat tumpeng, mengkreasikan, dan menampilkan tumpeng dengan estetika yang menarik membutuhkan waktu dan ide pemikiran yang cukup panjang. Mulai dari pengumpulan ide dan masukan baik melalui searching dari internet maupun ide-ide dari umat lingkungan terus dilakukan. Kami berprinsip dengan banyaknya ide yang masuk akan semakin memperkaya dan membuat hasil yang ditampilkan akan lebih sempurna.

Kesepakatan yang diperoleh adalah membuat tumpeng dari bahan dasar singkong. Proses pembuatan tumpeng dimulai dengan mengupas singkong, kemudian dicuci, dan diparut kasar atau istilah dalam bahasa Jawa “dikokrok”. Para bapak juga antusias membantu ibu-ibu. Kebersamaan yang luar biasa, karena para bapak juga ikut terjun dan berbaur dengan pekerjaan yang biasanya banyak dilakukan oleh kaum wanita. Setelah itu, singkong yang sudah diparut dikukus dengan ditaburi sedikit garam dan gula pasir. Parutan singkong yang telah dikukus dicetak dengan berbagai bentuk sehingga membuat tumpeng terlihat menarik. Sebagai pelengkap dari tumpeng juga disertakan beberapa sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral, seperti selada air, wortel, terong, tomat, dan cabai yang dikreasikan dalam berbagai bentuk supaya mempercantik tampilan tumpeng. Sebagai sumber protein dan lemak, juga ditambahkan sambal teri, ayam goreng, telur puyuh,  tempe, dan tahu bacem. Pinggir tumpeng dipercantik dengan kacang panjang rebus yang dianyam membentuk seperti pagar.

Terima kasih kepada tim tumpeng dan seluruh umat Lingkungan St. Markus untuk semua dukungan, ide, dan masukan yang diberikan. Semoga  semua masukan yang diberikan bisa membuat tampilan dan karya yang lebih baik lagi pada saat mewakili Paroki St. Joannes Baptista di tingkat Keuskupan Bogor, dan tentunya bisa lebih mempererat persaudaraan dan kebersamaan umat di lingkungan St. Markus dan umat di Paroki Santo Joannes Baptista.* (Sisilia/ Lingk. St. Markus)

 

By Admin

One thought on “Tumpeng Sawut Singkong Ala Lingkungan St. Markus”
  1. Selamat buat lingkungan St.Markus atas ide kreditnya..maju terus dan tetap semangat dalam kasih dan pelayanan….Amin…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *