Menuju HPSSekali lagi, Komisi PSE Keuskupan Bogor mengadakan acara yang berkaitan dengan LAUDATO SI, CARE FOR OUR COMMON HOME, yaitu seminar dengan judul “Hijaukan Bumi, Rumah Kita Bersama”. Tujuannya untuk menyamakan hati, pikiran dan perasaan dengan apa yang diserukan Bapa Paus: Laudato Si. Care  for Our Common Home.

“Mari kita memerhatikan dan peduli pada lingkungan tempat tinggal kita bersama. Jangan hanya mengandalkan pastor-pastornya saja, tapi umat harus ikut bergerak dan terlibat. Ajak dan tularkan pada tetangga-tetangga di rumah kita juga,” demikian pesan Mgr. Paskalis dalam kata sambutannya saat membuka seminar yang dihadiri oleh umat perwakilan dari 22 paroki (termasuk 5 orang dari paroki Parung), perwakilan dari sekolah-sekolah Katolik, dan biara-biara di Keuskupan Bogor, pada Sabtu, 10 Agustus 2016 di Gedung PusPas Lt.4, Katedral Bogor.

[Baca juga: Mari Hijaukan Rumah Kita]

Menuju HPSKaitannya dengan Hari Pangan Sedunia (HPS), pembicara pertama adalah Elizabeth Tedjojuwono, Bsc dari Biro Ekologi PSE Keuskupan Bogor mengajak semua yang hadir untuk mulai berusaha menyediakan “Pangan Sehat dari Kebun Sendiri”. Mengapa kita perlu mempunyai kebun sendiri? Saat ini tanah pertanian sudah semakin terhimpit  ke pinggir dan bahkan habis oleh pembangunan rumah/kantor, dll.  Akibatnya, harga sayuran jadi mahal karena biaya transportasi.  “Oleh karena itu mari kita berkebun sendiri,” ujarnya.  “Jika dalam satu RT warganya menanam sayur yang berbeda-beda, maka kita sudah bisa saling menyediakan pangan sehat. Sehat karena menghasilkan sayur organik (dengan pupuk kompos, dan tanpa pestisida kimiawi),” tutur Elizabeth.

[Baca juga: Mengelola Sampah Jadi Berkah]

Pembicara berikutnya adalah  Prof. Dr. Ir. Fransiska Rungkat Zakaria, Msc. Beliau berbicara tentang “Pangan Sehat untuk Mencegah Penyakit Kronis”.  Kita harus menjaga agar pangan yang sehat harus selalu tersedia, karena ini dibutuhkan untuk kelangsungan hidup kita. Untuk mengadakan pangan sehat harus diperhatikan sejak tanaman/sayur itu ditanam, dirawat, dan  sampai saat mau dimasak. Demikian juga dengan hewan yang akan dikonsumsi. “Sebaiknya jangan sembarangan memasukkan makanan ke dalam mulut kita, karena jika makan makanan yang salah, akan meracuni tubuh kita sendiri. Misalnya makan makanan yang berpengawet/ mengandung zat pewarna, dll. Lama-kelamaan akan merusak organ tubuh kita,” pesannya kepada para peserta. Untuk mencegah datangnya penyakit, kita harus memperhatikan pola makan. Perbaiki pola makan dengan rumus NUAV yaitu makan makanan Nabati, Utuh (yang dicerna dengan dikunyah), Alami (bukan olahan), dan Variatif (bermacam-macam).

Mari kita selalu berusaha menyediakan makan makan sehat untuk keluarga kita.* (Elmi/JMP)

 

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *