“Mari ikut gerakan ekologis!” Begitulah inti dari Pertemuan Ekologis pada Jumat, 26 Februari 2016 yang lalu di Puspanita Eco Spirit Centre, Sukabumi. Pertemuan tersebut berjudul “Pertemuan Ekologis: Pemaknaan Tahun Hidup Bakti dan Tahun Kerahiman Ilahi”, dengan motto: “Hijaukan Bumi, Rumah Kita Bersama”.
Pada pertemuan tersebut, Bapa Uskup Paskalis mengajak (lebih tepat dikatakan memaksa) kita semua yang ada di Keuskupan Bogor untuk bersama-sama dan secara serentak menanggapi seruan Paus Fransiskus, Laudato Si: On Care Our Common Home. Dan dalam Tahun Kerahiman Ilahi ini, kita diajak meningkatkan Gerakan Pertobatan Ekologis, seperti yang disebutkan dalam butir ke-5 pada Surat Gembala Tahun Kerahiman Ilahi, Keuskupan Bogor.
Bapa Uskup Paskalis yang memoderatori pertemuan tersebut mempersilakan peserta yang mempunyai pengalaman dalam penyelamatan lingkungan, di antaranya Ibu Maria dari “Pepulih” yang peduli pada sampah, bergerak bersama orang-orang dari kalangan mana pun, dan apa pun. Alasannya karena sampah tak mengenal agama.
[Baca juga: Perlu Tas Plastik? Bayar!]
Sharing juga datang dari Bp. Antonius Sutejo (Sukabumi), seorang penyuluh pertanian yang membuat KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) dengan mengajak ibu-ibu rumah tangga menanam sayuran kebutuhan makan sehari-harinya di halaman rumah mereka. Selain itu, ada pula Sr.Marissa, CB dari Puspanita yang mengajarkan mengolah sampah dapur rumah tangga menjadi pupuk kompos. Sisa-sisa makanan dari meja makan dan dari dapur jangan dibuang percuma, karena itu semua masih bisa dimanfaatkan. Selain menjadi pupuk kompos, bisa juga mendatangkan uang. Oleh karena itu suster mengganti istilah ‘sampah’ menjadi ‘daur ulang energi’.
Masih banyak lagi sharing tentang penyelamatan lingkungan dari peserta yang hadir. Mereka memulai dari langkah kecil, dari hal yang dekat dengan kita. Dan gerakan ekologis ini dapat terwujud jika ada spirit. Spirit untuk menyayangi tanah (‘ibu bumi’), air, udara, dan tumbuhan yang tumbuh, juga hewan yang hidup di sekitar kita.* (Elmi/JMP)