Seruan peduli lingkungan sudah sering kita dengar dari mana-mana. Bapa Suci Paus Fransiskus menyerukan Pertobatan Ekologis “‘Laudato Si’ on Care Our Common Home” (memelihara bumi, rumah kita bersama). Dan berarti kita sebagai warga dunia juga wajib ikut aktif memelihara bumi (Ibu Bumi). Kita harus menjaga/merawat Ibu Bumi yang telah banyak memberi dari hari ke hari. Dari tanah yang kita pijak, Ibu Bumi memberi makanan dan minuman pada kita. Sudahkah kita merawat tanah yang kita pijak?
Banyak hal yang kita bisa lakukan untuk Ibu Bumi, antara lain mengurangi sampah yang bisa mencemari bumi. Manusia adalah penghasil sampah. Menurut penelitian Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2014 diperkirakan setiap orang memproduksi 0,8 kg setiap hari. Oleh karena itu masyarakat harus berupaya mengurangi sampah, mendaur ulang sampah, atau mengadakan bank sampah yang bisa menambah keuangan rumah tangga. (www.beritasatu.com)
Nah, apa yang sudah kita lakukan? Dari dapur, kita bisa membuat pupuk kompos dari sisa-sisa sayuran (batang, kulit dll) yang kita masak. Pupuk kompos yang sehat karena tanpa bahan kimia ini bisa mendatangkan uang jika kita jual kepada orang yang membutuhkan, misalnya.
Dari botol beling bekas jika diproses bisa dijadikan manik-manik kaca yang bagus. Dari kain-kain perca sisa membuat pakaian bisa dijadikan tas, selimut, sarung bantal, hiasan dll. Dari botol/gelas plastik, kaleng susu, bisa dijadikan permainan anak-anak dll.
Tentu saja masih banyak hal yang bisa kita manfaat dari ‘sampah’ yang ada di sekitar kita. Mari kita berkreasi mengubah sampah dan menjadikannya berkah.* (elmi/jmp)