Tak terasa sebentar lagi akan ada pemilihan kepala daerah secara serentak. Demikian pula halnya dengan Kabupaten Bogor dan Provinsi Jawa Barat yang sudah mulai ramai dengan perkenalan calon bupati dan gubernur. Pilkada akan diadakan pada 27 Juni 2018. Hal ini membuat suasana politik di tanah air ini menjadi mulai memanas. Paroki St. Joannes Baptista yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bogor mempersiapkan para pemilih pilkada 2018 ini dengan mengadakan kegiatan “Talkshow Sosialisasi Pilkada 2018”.
Acara talkshow ini dilaksanakan pada Sabtu (19/05) dan diikuti oleh 40 peserta. Bertempat di saung atas, kegiatan yang berlangsung dari pukul 10.00-13.00 ini menghadirkan narasumber Eko Kuntadhi dan RD Michael Endro Susanto dengan moderator Tyas Utomo. Acara talkshow sosialisasi Pilkada 2018 ini merupakan program kerja dari Sie Kerasulan Awam. Acara dibuka dengan dengan doa untuk bangsa ini dipimpin oleh Romo Endro dan dilanjutkan dengan pembukaan oleh Alexander Makawangkel sebagai ketua penyelenggara kegiatan.
Latar belakang diadakannya kegiatan ini adalah banyaknya pemilih yang golput (tidak menentukan pilihan –Red) dan adanya pemilih yang bingung dalam memilih calon pasangan yang akan memimpin kabupaten dan provinsi ini. Maka Sie Kerasulan Awam merasa perlu untuk mengadakan kegiatan ini agar para pemilih dapat mengenal calon bupati dan gubernur dan dapat memilih dengan bijaksana sehingga pemilih dapat membantu membawa arah dan tujuan bangsa ini, serta menentukan keberadaan gereja kita.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan oleh Tyas Utomo mengenai calon bupati yang terdiri dari lima pasangan calon, yaitu no.1 Nungki-Bayu diusung partai PDIP, Hanura; no.2 Ade Yasin-Iwan diusung partai PKB,PPP dan Hanura; no.3 Jaro Ade-Ingrid Kansil diusung PAN, Nasdem, Golkar, PKS, Demokrat; no.4 Gunawan-Ficky Roma Irama dari perseorangan; dan no. 5 Ade Wardhana-Asep dari perseorangan.
Setelah itu, Tyas Utomo juga memaparkan calon gubernur yang terdiri dari empat pasangan calon, yaitu calon no.1 Ridwan Kamil-UU Ruzhanul Ulum yang diusung partai Nasdem, PKB, PPP dan Hanura; no.2 Tubagus Hasanudin-Anton Charilyan yang diusung partai PDIP; no.3 Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang diusung partai Gerindra, PKS dan PAN; dan no.4 Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi yang diusung partai Golkar dan Demokrat. Dari pasangan calon yang dipaparkan tersebut, diharapkan para peserta talkshow dapat sedikit mengenal pasangan yang akan mereka pilih.
[Baca juga: Tak Kenal Maka Tak Sayang]
Usai pemaparan calon bupati dan gubernur, Eko Kuntadhi yang merupakan aktivis di sosial media memberikan wawasan dan pandangan tentang kondisi bangsa ini yang mulai ramai dengan suasana politik. Agama seringkali dipakai untuk kepentingan politik. Siapa saja yang membawa-bawa agama saat kampanye, artinya mereka tidak ada program yang baik, dan sebaiknya dihindari. Oleh karena itu kita harus lebih cermat dan bijak dalam memilih, yaitu dengan melihat partai yang mengusung pasangan calon dan melihat rekam jejaknya, baik partainya ataupun pasangan calonnya.
Pada pukul 11.00, talkshow dilanjutkan dengan pemaparan oleh Romo Endro Susanto. Ia menyampaikan bahwa ada empat pilar yang harus dimiliki pemimpin, yaitu integritas, kapabilitas, otoritas dan karitas. Dan untuk pemimpin Bogor yang pantas kita pilih adalah yang memiliki visi/misi kebangsaan dan ideologi Pancasila, memiliki kompetensi dan karakteristik kepribadian yang baik. Romo Endro menghimbau agar umat Katolik tidak apatis terhadap politik, dapat memberikan ide/konsep dan menjalin komunikasi yang baik dengan tokoh-tokoh lintas agama dan pemerintahan. Romo Endro menunjukkan banyak kegiatan yang sudah ia lakukan untuk menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, sehingga ini sangat baik bagi gereja dalam bermasyarakat.
Talkshow diakhiri dengan sesi tanya jawab. Hal ini membuat peserta antusias dan memberikan sharing-sharing yang dapat membangun. Kemudian acara ditutup dengan doa dan ramah tamah serta foto bersama dan makan siang bersama. Selamat memilih dengan bijaksana.* (Meyta/AMC)