Minggu lalu (13/11/2016), pengurus alumni Kursus Pendidikan Kitab Suci St. Yohanes Penginjil (KPKS St. Yohanes Penginjil) Keuskupan Bogor mengadakan sebuah acara talkshow yang bertajuk “Men-digital-kan dan Mewartakan Kabar Sukacita”. Acara yang berlangsung di Gedung Puspas Lt. 4 Keuskupan Bogor ini menghadirkan narasumber RD Christophorus Tri Harsono (Vikjen Keuskupan Bogor) dan juga pasutri Stefanus Tay & Inggrid Tay (pendiri situs www.katolisitas.org).

Acara ini sendiri bertujuan supaya peserta lebih memahami arti pewartaan pada era digital dan menggunakan piranti komunikasi secara efektif dalam pewartaan kabar gembira.

Dalam kesempatan sesi pertama, Romo Tri Harsono menjelaskan bahwa tugas selanjutnya ketika kita sudah dibaptis adalah menjadi saksi iman atau misionaris yang mewartakan kabar sukacita, yaitu Allah itu sendiri dan keselamatan dari Allah yang datang kepada manusia melalui Yesus Kristus.

whatsapp-image-2017-01-27-at-09-39-37Menjadi pewarta yang baik artinya perilaku dan teladan kita menjadi sebuah kesaksian yang kuat bagi apa yang kita wartakan, “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yakobus 2:17). Oleh karena itu kita juga wajib menata hidup kita terlebih dahulu melalui perbuatan, kata-kata agar semakin mirip seperti Kristus agar pewartaan yang kita sampaikan berdaya pikat.

Pasutri Stefanus & Inggrid dalam sesi pertama ini juga membagikan pengalamannya bagaimana mereka berdua bertekun dalam pelayanan melakukan kerasulan awam melalui situs www.katolistas.org. Mereka bercerita bahwa apa yang mereka lakukan dalam pewartaan media digital ini didasari oleh sukacita perjumpaan kasih Tuhan.

Ajaran iman Katolik dengan evangelisasi harus tetap disampaikan di era “digital native” saat ini. Karenanya Gereja Katolik sangat terbuka dan perlu memanfaatkan media digital, internet, dan media sosial sebagai sarana pewartaan.

Pada zaman media sosial seperti sekarang ini, umat juga harus pandai memilah informasi-informasi yang masuk melalui gadget-nya; mana yang benar supaya jangan menjadi batu sandungan. Oleh karena itu, pewartaan di media digital ini juga harus mengacu kepada sumber-sumber yang jelas dan valid dalam Gereja Katolik, yaitu Kitab Suci, tradisi suci, dan Magisterium.

Stefanus dan Ingrid TaySetelah coffee break, sesi kedua dilanjutkan dengan pembahasan secara khusus tentang situs www.katolisitas.org, situs yang dibangun pada tahun 2008 oleh pasutri Stefanus Tay & Inggrid Tay. Keduanya juga sempat mengambil S2 jurusan Teologi di Institute for Pastoral Theology di Ave Maria University, Amerika Serikat.

Melalui situs ini, setiap pengunjung situs, baik Katolik maupun non-Katolik dapat menggali lebih dalam mengenai iman Katolik, melakukan tanya jawab seputar iman atau ajaran Gereja, membaca dokumen-dokumen Gereja atau tulisan-tulisan Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI, juga para paus yang lain. Situs ini pun melibatkan beberapa rohaniwan Katolik sebagai kontributor dan juga para awam yang memiliki kerinduan untuk menjadi pewarta melalui artikel-artikelnya.

Rencana ke depan, situs ini pun akan hadir lebih dekat dan berinteraksi kepada pengunjung melalui fitur Katekese onlinenya, untuk lebih menyentuh kepada orang-orang yang ingin mendapatkan pengajaran mengenai iman Katolik, tentunya melalui media online.* (Yulius H./ KOMSOS)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *