Dari ayat-ayat pada bacaan Injil hari Minggu Panggilan ini, Tuhan mengatakan bahwa Tuhan sudah menjamin hidup kita, asalkan kita mau mendengar-Nya, percaya pada-Nya, dan mengikuti-Nya.
Tuhan telah memanggil kita masing-masing —“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,” (Yoh.10:27)— untuk menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan memanggil kita sebagai pelajar, sebagai karyawan, sebagai pegawai, sebagai ibu rumah tangga. Tuhan memanggil kita sebagai guru, dosen, jurnalis, artis, pedagang, pengusaha, pengrajin, sebagai manager, direktur, ataupun komisaris. Tuhan memanggil kita sebagai imam, suster, bruder, dan lain-lain.
Setelah kita mendengarkan panggilan-Nya, Tuhan mau kita melakukan apa yang menjadi pekerjaan kita itu dengan tekun dan baik. Sekecil apa pun tugas atau pekerjaan yang harus kita lakukan, itu harus dikerjakan dengan maksimal. Karena jika kita sudah terbiasa melakukan hal kecil dengan tekun dan maksimal, maka suatu saat jika kita harus melakukan yang lebih besar kita sudah terlatih untuk bekerja dengan tekun dan maksimal pula.
Tidak semudah itu memang. Berbuat baik tidak selamanya dianggap baik. Baik bagi kita, belum tentu baik untuk orang lain. Ketika berbuat baik, mungkin malah ada pihak yang jadi korban. Tetapi jika kebaikan itu dilakukan sesuai dengan kehendak Bapa, maka tentu akan menjadi berkat bagi kita dan bagi orang lain.
Hal tersebut memang tidak mudah, tetapi Tuhan akan selalu menyertai kita, “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.”(Yoh.10:28,29)
Mari kita memeriksa batin, apakah kita sudah sungguh-sungguh menjadi “domba-domba-Nya”? Apakah kita sudah “mendengar suara-Nya”? dan maukah kita “mengikuti Dia”? *(Lidwina M.E.W)