Sang Sabda itu telah menjelma menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Tetapi Sang Sabda juga memerlukan penerus agar apa yang dikatakan dan diperbuat-Nya sungguh-sungguh bisa dipahami, dimengerti, dan dijadikan pegangan hidup oleh setiap manusia untuk menjadi jaminan agar apa yang telah dijanjikan oleh Allah akan kebahagiaan abadi dapat diperolehnya. Untuk itu, Tuhan Yesus mendapatkan murid-murid-Nya yang pertama agar Sabda Allah sungguh-sungguh dapat tersampaikan kepada manusia di seluruh dunia.
Setiap umat Kristen, Katolik, adalah juga murid Kristus yang juga menjadi corong Sabda Allah, bukan hanya dengan kata-kata saja tetapi juga dengan perbuatan seperti yang telah pernah dilakukan Tuhan Yesus sendiri. Tentu keterlibatan umat Kristen dalam pewartaan ini masing-masing punya kelebihan, kekurangan, dan juga keterbatasan. Seperti para murid Yesus yang pertama, ada yang menonjol perannya seperti Simon Petrus yang tahta pelayanannya diwariskan kepada umat Katolik hingga saat ini.
Pewartaan Sabda Allah dilakukan sesuai kemampuan kita masing-masing. Ada yang terlibat dalam kegiatan gereja, baik di lingkup lingkungan atau paroki, dalam kemasyarakatan dari RT/RW hingga yang menjadi menteri, anggota DPR dan lain sebagainya. Tidak sedikit juga umat Katolik yang aktif dalam berbagai bidang sosial, baik keagamaan maupun kemasyarakatan.
Tugas pewartaan adalah kewajiban setiap umat Katolik setelah mendapatkan hak dalam tugas kenabian dalam kepenuhan Roh Kudus yang diterima melalui Sakramen Krisma. Sakramen Krisma merupakan tanda bahwa seorang Katolik sudah dewasa imannya, jadi diharapkan setiap umat Katolik tidak hanya mendapatkan ‘hak’nya saja tetapi juga menjalankan ke’wajib’annya yaitu mewartakan Sabda-Nya sesuai kemampuan dan porsi kita masing-masing. Dan kita selalu diingatkan oleh romo pada setiap akhir Perayaan Ekaristi dengan kalimat penutup, “Pergilah, kita diutus”. Amin.*
Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!”Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” (Yoh1: 36-41)