Seperti yang sudah kita tahu, setiap tahunnya pada tanggal 16 Oktober seluruh negara merayakan World Food Day atau Hari pangan sedunia (HPS) dan Gereja Katolik juga memperingatinya. Dalam Homili HPS kali ini Romo mengatakan bahwa Hari Pangan Sedunia adalah Perayaan Universal dimana sebagai bentuk ucapan terima kasih atas lingkungan, atas alam sekitar yang telah diberikan oleh Tuhan Kita. Romo menekankan kembali tentang kata yang selalu diucapkan Bapak Uskup tentang pertobatan ekologis dan jalan bersama. Maka dari itu disampaikan bahwa bukan alam yang melayani kita, tapi kitalah yang harus menjaga mereka dari awal mula (baca; kisah penciptaan) sampai nanti tetap baik adanya. Karena, manusia mempunyai akal dan budi.
Dalam HPS yang lalu juga gereja melakukan beberapa kegiatan setelah Perayaan Ekaristi, salah satunya adalah pengenalan hasil bumi kepada anak-anak Bina Iman. Kegiatan tersebut diikuti oleh BIA sekitar 50 orang lebih hadir di dalam giat acara tersebut. Anak-anak dikenalkan dengan hasil bumi yang ada di depan altar seperti: pisang, apel, kacang kedelai dll. Tak hanya itu anak-anak diajak terlibat aktif dengan menyebutkan hasil bumi apa saja yang mereka tahu dan melihatnya langsung. Apalagi saat pengenalan tumbuhan padi, anak-anak terlihat antusias saat menyentuhnya dan dijelaskan oleh kakak pembina. Acara yang berlangsung kurang dari sejam itu ditutup dengan pembagian makanan dan minuman bagi anak-anak.
Acara tersebut membawa pengalaman dan kesan yang baik bagi anak-anak, mereka merasa senang dan bahagia. ‘Senang dan gembira karena bisa berkumpul bersama teman dan mendapatkan makanan dan minuman’. Tak hanya itu, saat ditanyakan mengapa gereja memperingati Hari Pangan Sedunia mereka pun menjawab ‘ Untuk memperingati atas hasil bumi’ – Alicya, Duma, Excel, Jose, dan Oline. Peringatan Hari Pangan Sedunia mengajarkan kita untuk belajar dari tumbuhan; berbuah dan menghasilkan yang ditujukan kepada orang lain, bukan dinikmati oleh diri sendiri. (Rizky/KOMSOS)
