Pada Selasa (15/08) yang lalu, Kelompok Doa Sta. Klara, Paroki St. Fransiskus Asisi, Bogor mengadakan acara Penyegaran Rohani dalam Firman dan Adorasi bertema “Peran Maria dalam Keluarga”. Bertempat di Ballroom SKI Tas Tajur, Katulampa, Bogor, acara tersebut diikuti oleh sekitar 1.000 peserta, termasuk diantaranya perwakilan dari umat Paroki St. Joannes Baptista, Parung. Acara yang diselenggarakan dalam rangka ulang tahun ke-10 Kelompok Doa Sta. Klara tersebut menghadirkan Romo Jusuf Halim SVD dan Nafiri Vocal Grup.
Dalam sambutannya, Bapa Uskup Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM menyebutkan mottonya, yaitu “Magnificat anima mea (Jiwaku memuliakan Tuhan). Berdevosi kepada Bunda Maria memberikan kekuatan pada para romo dan frater dalam menghadapi berbagai tantangan. Sebagai wujud penghormatan kepada Bunda Maria, maka keberadaan patung Bunda Maria dalam Gereja merupakan ciri khas gereja-gereja Katolik seluruh dunia. Dan telah begitu banyak kesaksian yang dialami dan disampaikan baik oleh para biarawan/biarawati dan juga awam akan terkabulnya doa-doa mereka melalui devosi kepada Bunda Maria.a
[Baca juga: Belajar dari Bunda Maria]
Para peserta diminta untuk membaca ayat dari Yoh 2:1-4 yang berbunyi, “Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!“
Dari ayat-ayat di atas, terlihat jelas bahwa Maria membuat permohonan kepada Yesus, dengan mengatakan, “Mereka kehabisan anggur.” Dan Yesus mengerti permohonan ini bukan sekadar pemberitahuan, sehingga Dia mengatakan, “Mau apakah engkau dari pada-Ku, Ibu? Saat-Ku belum tiba.” Percaya dan tahu akan Putera-Nya, maka Bunda Maria bukan memohon kepada para pelayan, namun memerintahkan kepada para pelayan untuk melakukan apapun yang dikatakan oleh Yesus.
Maria adalah satu-satunya orang yang pernah dilahirkan di dunia ini, yang berkumpul dengan Yesus setiap hari, sejak di kandungan sampai sekitar 30 tahun. Inilah sebabnya, kalau ada orang yang paling mengerti Yesus, maka orang itu adalah Bunda Maria. Mungkin, kita bersama-sama dapat merenungkan bahwa jika kita yang mengklaim telah menerima Roh Kudus dapat mengerti ajaran Yesus dan apa yang dilakukan oleh Yesus, maka, terlebih lagi Bunda Maria, sang mempelai Roh Kudus. Bunda Maria telah mengandung Sang Sabda, hidup bersama-sama dengan Sang Sabda selama 30 tahun, setiap hari mengasihi Sang Sabda, sehingga Sabda tersebut menyatu dalam kehidupannya, perkataannya, dan perbuatannya, dan seluruh keberadaan dirinya. Bunda Maria sungguh mengenal dan memahami ajaran dan kehendak Kristus Puteranya, sehingga apa yang dipikirkan, dilakukan dan diminta oleh Bunda Maria senantiasa sesuai dan sejalan dengan kehendak Kristus Sang Sabda.
Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!“ Ayat ini pun ditujukan kepada kita sebagai murid Kristus,untuk melakukan apa yang menjadi perintah-Nya kepada kita,sebagaimana hukum Cinta Kasih.
Dalam acara tersebut, dijelaskan juga tentang Doa Rosario.Karangan siapa dan dari mana Doa Rosario sehingga harus kita daraskan. “Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau. ( Luk 1: 28 ) Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu, inilah salam yang diucapkan kepada Maria oleh Gabriel malaikat agung utusan Allah dalam menyampaikan kabar gembira.
Ketika Maria ke rumah Zakaria mengunjungi Elisabet, “Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus. Lalu berseru dengan suara nyaring, Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu” (Luk 1: 41-42). Ini bukan pernyataan Elisabet namun pernyataan Roh Kudus “Terpujilah engkau diantara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus. “Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana” (Luk 1: 45) Santa Maria bunda Allah, doakanah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amin
[Baca juga: Meneladani Kesetiaan Bunda Maria]
Bunda Maria bukan hanya pendoa kita, tapi juga bunda kita yang percaya Kristus Yesus Putranya. “Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya, dan saudara ibu-Nya, Maria, istri Kleopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, ibu inilah anakmu. Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, Inilah ibumu. Dan sejak saat itu, murid itu menerima dia di dalam rumahnya” (Yoh 19: 25-27). Dan sejak saat itu Maria dan para murid selalu bersama-sama.
Marilah kita merenungkan kembali contoh yang diberikan Bapa, Putra, dan Roh Kudus mengenai ketergantungan kepada Mari sebagai bukti bagaimana seharusnya kita bergantung kepada Maria. Bapa tidak pernah memberikan Putera-Nya, kecuali dengan perantaraan Maria.* (Petrus Kamilin/ Prodiakon)