Sakramen Krisma merupakan salah satu dari tiga Sakramen Inisiasi Katolik, yaitu Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi, dan Sakramen Krisma. Sakramen Krisma merupakan tanda kedewasaan iman seseorang. Dalam Sakramen Krisma, kita menerima “Roh Kudus” secara penuh, supaya kita dapat lebih aktif berkarya dalam hidup menggereja.
Minggu lalu (18/11), calon Krismawan dan Krismawati Paroki St. Joannes Baptista Parung sebanyak 118 orang resmi menerima Sakramen Krisma yang diberkati langsung oleh Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM. Sebelum penerimaan Sakramen Krisma, para Krismawan dan Krismawati menjalani pembekalan materi selama empat bulan dan mengikuti kegiatan rekoleksi bersama RD. Albertus Kurniadi yang bertempat di Sekolah Marsudirini, Kahuripan.
Sebelum penerimaan krisma, para calon krisma melakukan pengakuan dosa pada Selasa (13/11) pukul 17.00 – 21.00 WIB diawali dengan Ibadat Tobat. Pengakuan dosa sangat diwajibkan sebelum menerima Sakramen Krisma supaya para calon krisma dalam keadaan layak yang artinya bebas dari dosa-dosa berat yang belum diakui.
Salah satu Krismawan, Antonius Mario Jetro Simanullang mengatakan bahwa Ia sangat bahagia sudah terdaftar penuh dalam Gereja Katolik dan lebih dewasa juga dalam memperdalam imannya. “Saya akan selalu datang ke Gereja selagi saya bisa dan bergerak aktif mengikuti organisasi atau perkumpulan yang ada di lingkungan Gereja,” ucap Mario. Salah satu kegiatan yang mengesankan baginya pada saat pertemuan hari Minggu yang membahas hal-hal tentang kehidupannya dan membuatnya tersadar dan membangkitkan pribadinya sendiri.
Sama halnya yang dirasakan oleh Krismawati Agatha Caelian, ia mengungkapkan perasaannya bahwa
setelah menerima Sakramen Krisma ia sangat senang dan menjadi lebih bersemangat untuk mengikuti kegiatan yang diadakan Gereja, seperti menjadi pelayan altar. Hal paling berkesan selama mengikuti persiapan krisma menurutnya saat ia mengikuti kegiatan rekoleksi. “Saya sangat menyukai saat menyaksikan film yang diputarkan oleh Romo Adi, filmnya sangat menginspirasi untuk pribadi saya sendiri,” ucap Caelian.
Ketua Panitia Krisma, yaitu Bp. Agustinus Heri pada akhir sambutannya berpesan kepada Krismawan dan Krismawati sebagai pribadi yang telah dikuatkan melalui Sakramen penguatan dapat menjadi pribadi yang siap berkarya dalam lingkup keluarga, sekolah, kampus, tempat kerja, masyarakat, dan terutama di dalam Gereja dan menjadi saksi Kristus yang mewartakan kabar gembira melalui setiap hal yang dialami dan dimiliki.
Dalam homili singkatnya, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM juga menyampaikan pesan kepada Krismawan dan Krismawati, bahwa di zaman yang modern ini mereka dapat menjadi saksi Kristus yang modern. Mewartakan Firman Allah melalui gadget-nya, membagikan kesaksian tentang Kristus kepada masyarakat yang lain melalui teknologi yang serba canggih. Dengan menerima Sakramen Krisma berarti kita dinilai sudah dewasa dalam iman, dilantik menjadi saksi iman dan terlibat penuh dalam Gereja.* (Elizabeth Janggu/Komsos)