Setiap paroki wajib ikut dalam hajatan besar dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36 yang bertema “Hijaukan Bumi, Rumah Kita Bersama” yang diadakan pada Sabtu (15/10/2016) yang lalu. Kegiatan yang berlangsung di Katedral, Seminari, dan Puspas Bogor ini tentu saja tujuannya bukan sekadar pamer tapi harus dilaksanakan. Kenapa? Karena kita semua harus peduli dan ikut merawat bumi tempat tinggal kita. Ya, pesan itulah yang diucapkan Bapa Uskup Paskalis dalam kata sambutannya saat membuka pameran HPS.

Upacara pembukaan HPS ke-36 kental bernuansa Sunda dengan menampilkan dua tarian khas Sunda dengan iringan gamelan Sunda dan semua diperagakan oleh siswa-siswi SMA Budi Mulia, Bogor. “Gebyok Padi” (merontokkan bulir padi) oleh Bapak Uskup dan beberapa tokoh peduli lingkungan (Sr. Marissa CB, Pater Yulius, dll.) menandai acara pameran dan pembukaan lomba pangan sehat.

[Baca juga: Menyambut Hari Pangan Sedunia ]

WhatsApp Image 2016-10-22 at 09.06.53Tiap paroki di Keuskupan Bogor tampil dengan stand yang temanya sudah ditentukan panitia. Parung tampil dengan stand bertema ‘pengolahan sampah anorganik’. Apa yang dipamerkan? Tentu hal yang sudah dilakukan oleh umat Parung, yaitu mengolah sampah atau limbah dari penjahit dan garmen. Kain perca atau kain-kain dengan potongan tak beraturan sisa penjahit atau garmen ternyata bisa memberi kesempatan pada kita untuk berkreasi. Ada 1.001 jenis barang yang bisa dihasilkan oleh kain perca yang sebenarnya akan dibuang.

Karya yang dipamerkan oleh Paroki Parung adalah tas dengan berbagai ukuran dan model, taplak meja, korona natal, tempat tisu, dll. Perca kecil dijadikan pembatas buku, dan macam-macam aksesori. Jadi kain yang terbuang bisa dikurangi. Barang-barang tersebut adalah karya beberapa ibu di Parung yang memang biasa membuat kerajinan perca untuk dijual atau membuat sesuai pesanan.

WhatsApp Image 2016-10-22 at 09.07.30WhatsApp Image 2016-10-22 at 09.07.14Stand Paroki Parung ternyata menarik minat banyak pengunjung. Serombongan anak sekolah antusias sekali melihat-lihat di stand Parung. Mereka berebut pembatas buku perca yang dibagikan secara gratis. Beberapa suster komunitas FMM bahkan berminat juga pada kain-kain perca.

Paroki lain juga tak kalah kreatifnya. Sebut saja Paroki Semplak yang memamerkan barang-barang daur ulang dari kertas koran. Ada pula paroki yang menampilkan tanaman sayur organik dan ada juga yang memamerkan makanan olahan dari bahan non beras.

Luar biasa, ternyata umat Keuskupan Bogor sangat kreatif. * (Elmi/JMP)

[Baca juga : Lomba Menu Makanan Sehat di HPS 2016 Keuskupan Bogor]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *