Hari Arwah Katolik 2022

Misa pengenangan semua arwah orang beriman yang sejatinya diselenggarakan di Gua Maria berpindah ke Panti Umat gereja St. Joannes Baptista Parung akibat hujan deras yang mengguyur kawasan gereja. Meski umat dan petugas harus berlarian menghindari hujan, misa dapat dimulai 30 menit berselang. 

Situasi tersebut tidak mengurangi kekhusyukan umat dalam ibadah yang dipimpin RD. Yustinus Joned Saputra dan RD. Dionnysius Y. Manopo. Pada hari ini, 2 November 2022 umat gereja katolik sedunia bersama sama mendoakan keluarga kerabat, teman yang sudah terlebih dahulu kembali ke rumah Bapa. Umat St. Joannes Baptista telah sebelumnya mengirimkan nama orang – orang terkasih yang dibacakan oleh petugas sebelum misa berlangsung.

Di awal khotbahnya, RD Dionnysius kembali menegaskan penggalan ayat dari bacaan Injil yaitu Yohanes 6:40, “Dan inilah kehendak Bapa Ku yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal.”

Malam ini, kita diingatkan bahwa kita bukan hanya meratapi dan atau menyesali kepergian orang – orang yang kita kasihi. Tetapi di dalam kesempatan ekaristi ini, kita bersama sama berkumpul karena kita ingin mengungkapkan iman kita. Bahwa Yesus  telah menang atas maut, bahwa Dia telah melampaui kematian. Dengan bekal iman tersebut, perayaan misa ini menjadi pengharapan bagi kita semua murid yang mengikuti Yesus. 

Perayaan ini bukan perayaan menyedihkan lagi tetapi menjadi sebagai kekuatan iman kita yang menghantarkan kita pada pengharapan kehidupan yang kekal. Dengan harapan ini kita bersama sama mendoakan saudara yang telah mendahului penziarahan kita dimuka bumi.

Dengan berbekal iman dan pengharapan, kita diajak untuk bertekun di dalam kasih. Peristiwa kematian seringkali menjadi peristiwa yang memutuskan relasi kita dengan orang orang yang kita cintai. Namun, melalui misa ini umat diingatkan untuk membangun relasi rohani. Cinta umat katolik tidak terbatas akan sesuatu yang bisa dilihat dan dipegang semata tetapi kita bersama diajak untuk terus bersatu dengan kasih dengan saudara kita yang telah mendahului kita. Kita mendapatkan penegasan jarak antara kita dan orang orang yang telah mendahului kita hanyalah sebatas doa. 

Romo membakar kertas nama – nama orang beriman sebelum melakukan perarakan meninggalkan gereja. Semoga kita tetap setia mendoakan mereka yang mendahului kita dan kita pun mampu menyiapkan diri selama masa peziarahan di muka bumi. (Vika/KOMSOS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *