Umat Gereja St. Joannes Baptista disambut merdunya tembang macapat yang melantunkan ayat kitab suci ketika memasuki gereja pada misa kedua minggu (3/10). Nuansa Jawa Tengah juga terlihat dari pakaian yang digunakan petugas dan hiasan di dalam gereja. Tak hanya itu sejumlah anak kecil menggunakan baju adat Jawa Tengah berlenggok anggun menampilkan tarian Jawa ketika menyambut perarakan petugas Misa.
Hari itu perayaan Misa Kudus pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) dipimpin oleh RD Dionnisius Manopo. Dalam khotbahnya Romo Dion mengisahkan pengalamannya mengambil sebuah motor yang diberikan keuskupan Bogor sebagai fasilitas penunjang tugasnya di Paroki Parung. Ia bercerita bagaimana dirinya menyepelekan proses pengambilan motor tersebut yang berujung harus menanggung malu ketika alamar motor tersebut berbunyi dan tidak dapat dimatikan. Romo Dion pada akhirnya harus membaca ulang manual book dari motor tersebut.
Pengalaman ini memberikan pelajaran bagi Romo Dion bahwa buku kecil itu sesuatu yang berharga tapi sering kita sepelekan. Hal ini juga merupakan contoh kehidupan kita yang mengindahkan membaca buku tersebut ketika membeli sebuah perangkat.
Dari pengalaman tersebut, kita diajak untuk melihat kehidupan beriman kita sebagai murid Kristus. Kita kerap melupakan Kitab Suci padahal Kitab suci bagi umat beriman adalah huku yang berharga dan merupakan salah satu pilar bentuk iman kita. Kitab suci tidak boleh asing bagi kita (tegas Romo Dion).
Romo Dion juga mengingatkan kita agar menjalani hidup sesuai dengan kehendak Allah. Bagaimana mengetahui kehendak dan pemikiran Allah adalah dengan membaca, merenungkan dan mendiskusikan ayat – ayat kitab suci.
Sebagai murid Allah, kita harus terus terpanggil untuk mendalami kitab suci terutama pada Bulan Kitab Suci ini. Rupanya kita mendapatkan kekuatan rohani dari kisah–kisah yang terkandung di dalamnya. Selamat menjalani Bulan Kitab Suci. Tuhan memberkati. (Veronika/KOMSOS)