Konggres XX Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) telah diselenggarakan pada 29 Oktober – 1 November 2018 di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta. Konggres tersebut merupakan Rapat Paripurna Tingkat Nasional yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Tahun ini, WKRI menjadi Organisasi Kemasyarakatan (ormas) Perempuan Katolik yang telah berusia 94 tahun.
Konggres XX yang dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo ini mengangkat tema “Wanita Katolik Republik Indonesia Ambil Bagian Berjuang Mewujudkan Indonesia Sejahtera, Bermartabat dan Berkeadilan Sosial dalam Bingkai Kebhinekaan”. Tema tersebut juga mengusung isu keprihatinan tentang radikalisme, lingkungan hidup, dan korupsi.
Agenda utama dalam Konggres XX WKRI adalah penerimaan dan pengesahan laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Pusat Periode 2013-2018, pemilihan Pimpinan Nasional yang baru periode 2018-2023, serta menentukan arah kebijaksanaan untuk lima tahun mendatang.
Sebanyak 35 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) seluruh Indonesia yang berjumlah 500 peserta mengikuti Konggres XX WKRI dengan antusias. Dewan Pimpinan Daerah Bogor diikuti oleh lima Peserta Utusan , lima Peserta Peninjau, serta satu Penasihat Rohani, yakni RD Jimmy Rompengan. Peserta Utusan Dewan Pimpinan Parung diwakili oleh Ketua DPC Parung, M.G. Sri Tjahyaning Tyas.
Dalam sambutannya, Presiden menjabarkan kelebihan perempuan dibanding pria. Perempuan memiliki kelebihan multitasking. Beliau juga menyampaikan harapan kepada para Wanita Katolik yang tergabung dalam organisasi masyarakat, agar mengembangkan cara berpikir yang penuh kecintaan. Berpikir positif dan berprasangka baik adalah modal untuk hidup damai dalam kebhinekaan di Indonesia.
Presiden didampingi oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise; Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifuddin; Ketua Umum Konggres Wali Gereja (KWI) Mgr. Ignatius Suharyo; dan Ketua Umum Konggres Wanita Indonesia (KOWANI), Giwo Rubianto Wiyoga.
Konggres XX WKRI 2018 diawali dengan Misa Syukur yang dipersembahkan oleh Mgr. Ignatius
Suharyo secara konselebrasi dengan 22 romo penasihat rohani dari berbagai daerah dan diiringi oleh Oveola Orchestra dan koor dari DPD Jakarta. Beberapa narasumber juga dihadirkan, antara lain Ketua KWI, Mgr. Ignatius Suharyo yang membawakan materi “Kontekstual Semangat Dasar Wanita Katolik RI dalam Isu-Isu Kebangsaan”.
Alexander Marwata dari Komisi Pemberantasan Korupsi membawakan materi “Perempuan Sebagai Agen Pencegah Korupsi”. Sedangkan Rubby Kholifah dari The Asian Moslem Action Net Work (Aman) Indonesia membagikan tema “Membaca Keterlibatan Perempuan dan Anak dalam Ekstrimisme”.
Momen yang ditunggu adalah setelah Laporan Pertanggung Jawaban telah diterima dan disahkan, Dewan Pimpinan Pusat Wanita Katolik RI Periode 2013-2018 dinyatakan “Domisioner” dan segera dilanjutkan dengan Pemilihan dan Penetapan Pimpinan Dewan Pengurus Pusat untuk masa bakti 2018-2023. Ada delapan calon yang bersedia mengikuti proses pencalonan yang cukup ketat. Dua bakal calon dari DPD Jakarta dan enam dari DPD Bogor.
Setelah melalui proses pemilihan dengan pemilih tiga nama yang dilakukan oleh Peserta Utusan, maka Presidium Dewan Pimpinan Pusat terpilih adalah:
Ketua Presidium : Yustina Rostiawati (2 Periode – Jakarta)
Anggota Presidium 1 : Lusia Willar (Bogor)
Anggota Presidium 2 : Katarina Catri Erliana (Bogor)
Agenda kegiatan Konggres XX Wanita Katolik 2018 yang cukup padat dan melelahkan pun ditutup dengan Misa Syukur oleh Rm. Teddy Aer, MSF. Proficiat kepada Presidium Dewan Pimpinan Pusat Wanita Katolik RI masa bakti 2018-2023. Selamat bekerja.* (M.G. Sri Tjahyaningtyas/WKRI)