Foto: Nilawati Saragih
Foto: Nilawati Saragih

“Ini terbuat dari apa?” tanya seorang ibu ketika melihat aksesori cantik yang dipajang di salah satu stand Bazaar WKRI (Wanita Katolik Republik Indonesia) di Paroki St. Joannes Baptista, Parung, pada Minggu (31/07) yang lalu. “Ini dari bekas tutup botol yang dibungkus dengan kain perca,” jawab Elmi yang berjaga di stand yang diberi nama “Ubah Sampah jadi Berkah”. Sembari memperagakan cara membuatnya, Elmi menjelaskan bahwa barang-barang bekas yang sering kita anggap sampah dapat dikreasikan menjadi barang yang lebih berguna. Di stand itu berjajar rapi pot dari bekas kemasan plastik, tempat pensil dari botol plastik bekas, kalung dari kain perca, dll.

Foto: Nilawati Saragih
Foto: Nilawati Saragih

Sementara itu, Hendrik Masanhena yang berada di stand di depannya nampak bersemangat membantu seorang ibu mempromosikan barang jualannya berupa keset dari limbah kain. Dalam waktu singkat, semua keset tersebut berhasil dijual. Pemandangan serupa juga terlihat di stand OMK yang menjual roti dan banana frozen. Sepertinya hampir semua stand yang ada di Bazaar WKRI diserbu umat yang usai mengikuti perayaan ekaristi.

[Baca juga: Ziarek WKRI yang Berkesan di Hati]

Bazaar yang didirikan di atas halaman parkir motor tersebut diselenggarakan dalam rangka peringatan HUT ke-92 WKRI yang jatuh pada tanggal 26 Juni yang lalu. Nilawati Saragih, Ketua Panitia Bazaar menjelaskan bahwa peringatan HUT WKRI di Paroki St. Joannes Baptista kali ini diisi dengan bazaar supaya terjalin kebersamaan dan kemeriahan sehingga mempererat tali persaudaraan. Tema ulang tahun WKRI tahun ini adalah “Memantapkan Organisasi dalam Mewujudkan Ketahanan Masyarakat.”

Foto: Yulius/KOMSOS
Foto: Yulius/KOMSOS

Persiapan bazaar sudah dimulai sejak pertengahan Juni 2016 dengan serangkaian sosialisasi dan koordinasi. Hasilnya, ada 27 stand peserta yang berpartisipasi menyemarakkan bazaar tersebut, mulai dari kuliner, pakaian, barang kebutuhan rumah tangga, tas, kain etnik, hingga barang-barang yang terbuat dari kreasi barang daur ulang. “Kami bersyukur karena kegiatan bazaar ini dapat berjalan dengan lancar. Panitia sangat berterima kasih kepada bapak-bapak yang dengan tulus ikhlas dan semangat sudah membantu mempersiapkan area bazaar. Kami juga berterima kasih kepada ibu-ibu panitia dan pengurus lainnya dalam mensukseskan acara ini,” ungkap Sin Ola, Sekretaris Panitia Bazaar WKRI.

[Baca juga: Baksos WKRI se-Dekenat Tengah]

Rupanya, bazaar tersebut bukan hanya menjadi sarana berjualan. Melalui kegiatan ini, kerja sama tim juga dapat terbangun. Sebut saja stand yang didirikan oleh OMK. “Seruuu! Selama ini, baru kali ini OMK ikut bazaar,” ungkap Blanka, salah satu OMK Paroki St. Joannes Baptista. Makanan ringan yang mereka jual merupakan hasil olahan dari bahan-bahan yang sudah dibeli. Mereka pun berbagi tugas mulai dari siapa yang membawa perlengkapan (panci, dll), menyiapkan makanan, melayani penjual, hingga membujuk pengunjung bazaar untuk membeli. Kekompakan keluarga juga terbangun melalui bazaar ini. Di salah satu stand yang berjualan sosis, terlihat dua anak kecil bersemangat membantu orangtuanya melayani penjual. Mereka tak segan-segan menyapa pengunjung dan mengajak untuk mencicipi sosis yang mereka jual. Beda lagi dengan stand “Ubah Sampah Jadi Berkah”. Jualan bukan menjadi hal utama karena stand ini lebih mengutamakan pameran dan edukasi supaya umat paroki lebih peduli terhadap lingkungan hidup dan mengurangi sampah plastik.

[Baca juga: Pondok Darling]

Selamat ulang tahun WKRI. Semoga WKRI Paroki St. Joannes Baptista, Parung makin maju dan berkembang.* (Agnika/KOMSOS)

 

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *