Berbuat baik di setiap saat menurut Injil Markus

Suster, Bapak, Ibu, Saudara sekalian yang dikasihi Tuhan. Selamat pagi. Marilah kita bersama-sama kembali menyegarkan pengetahuan pokok-pokok ajaran Iman Katolik melalui Katekese Umat. Hari ini kita mendalami ajaran Yesus Kristus tentang Berbuat baik di setiap saat” menurut Injil Markus.

Pada hari ketujuh setelah selesainya penciptaan langit dan bumi dan segala isinya, Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya. Pada hari itulah Allah berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya (Kej 2:1-3). Dalam Kitab Keluaran Bab 20 ayat 8 sampai 11 tertulis perintah Allah kepada bangsa Israel untuk menguduskan hari Sabat, yaitu hari ketujuh setelah enam hari Allah bekerja menciptakan langit dan bumi. Oleh Bangsa Israel, perintah Allah untuk menguduskan hari Sabat itu dipahami secara harfiah, yaitu dengan cara tidak melakukan pekerjaan dan kegiatan apa pun pada hari Sabat. Perintah Allah tentang hari Sabat menjadi hukum bagi bangsa Israel untuk menaatinya.

Orang-orang Farisi telah gagal paham terhadap pengudusan hari Sabat itu, sehingga mereka selalu mengamat-amati Yesus dan mempersalahkan-Nya jika melanggar kekudusan hari Sabat. Saat murid-murid Yesus memetik gandum di hari Sabat, orang-orang Farisi langsung menegur Yesus, kata mereka, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” (Mrk 2:24). Orang-orang Farisi selalu merasa lebih tahu Hukum Taurat, tetapi sebenarnya mereka tidak memahami maknanya dan mereka tidak mengetahui siapa sesungguhnya Yesus, Anak manusia. Maka Yesus bersabda, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”

Orang-orang Farisi selalu mencari celah untuk menemukan alasan legal membunuh Yesus. Mereka mengetahui bahwa Yesus memiliki kuasa penyembuhan. Mereka juga tahu, bahwa Yesus tidak akan mempertimbangkan larangan melakukan penyembuhan itu pada hari Sabat. Karena itu, mereka kembali mempersalahkan Yesus ketika menyembuhkan orang pada hari Sabat (Mrk 3:2). Yesus mengetahui apa yang dilakukan oleh orang-orang Farisi itu, lalu kata-Nya: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” (Mrk 3:4) Sabda Yesus yang ditujukan kepada orang-orang Farisi itu tentu juga ditujukan kepada kita. Berbuat kebaikan itu harus dilakukan setiap saat, tidak ada batasan waktu kapan boleh dilakukan atau tidak.

Dalam Gereja Katolik, hari Sabat, yaitu hari kenangan akan penyelesaian ciptaan pertama, diganti dengan hari Minggu, yang memperingati ciptaan baru yang datang dengan kebangkitan Kristus (KGK 2190). Merujuk kembali pada Sabda Yesus tentang berbuat baik sebagai karya penyelamatan, maka pada setiap hari Minggu, peringatan Kebangkitan Kristus, seharusnya kita hanya melakukan perbuatan baik yang berkenan di hadapan Allah. “Kebaktian harus didahulukan dari apa pun”, demikian bunyi peraturan yang disampaikan Santo Benediktus (KGK 347).

Suster, Bapak, Ibu, Saudara sekalian yang dikasihi Tuhan. Semoga kita semakin dimampukan untuk senantiasa melakukan perbuatan baik di setiap saat. Terima kasih. Semoga Tuhan memberkati.

Seksi Kateketik, Bidang Pembinaan Iman,

Paroki Santo Joannes Baptista, Parung, Keuskupan Bogor

Sumber

Alkitab Deuterokanonika. 2013. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Stefan Leks. (2003). Tafsir Injil Markus. Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius.

Katekismus Gereja Katolik. www.imankatolik.or.id

Kutipan ayat

Kejadian 2:1-3

Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.

Keluaran 20:8-11

Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

Markus 2:24

Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?”

Markus 2:27-28

Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”

Markus 3:1-4

Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: “Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *