Mukjizat-Mukjizat Karya Penyelamatan Yesus
menurut Injil Markus
Suster, Bapak, Ibu, Saudara sekalian yang dikasihi Tuhan. Selamat pagi. Marilah kita bersama-sama kembali menyegarkan pengetahuan pokok-pokok ajaran Iman Katolik melalui Katekese Umat. Hari ini kita mendalami ajaran Yesus Kristus melalui “Mukjizat-Mukjizat Karya Penyelamatan Yesus” menurut Injil Markus.
Secara awam, yang disebut mukjizat adalah sebuah kejadian atau perbuatan yang tidak dapat dijelaskan secara wajar. Dalam Kitab Suci, mukjizat merupakan pernyataan kekuasaan Allah. Mukjizat Yesus, yang merupakan Sabda yang tampak secara kasat mata, menyatakan kuasa Yesus sebagai Penyelamat (Leks, 2003). Mukjizat-mukjizat yang telah diperbuat Yesus sejak awal pemberitaan Injil Allah di Kapernaum (Mrk 1:23-26), dapat kita gunakan untuk menguatkan iman kita kepada Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup. Pada saat mengusir roh jahat yang merasuki orang di rumah ibadat, orang itu berteriak: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.”
Roh jahat yang merasuk pada diri manusia merupakan tanda bahwa kehidupan manusia telah dibelenggu oleh kuasa jahat yang bermaksud menggagalkan datangnya Kerajaan Allah. Yang perlu kita pahami adalah bukan mukjizatnya, melainkan karya Penyelamatan yang dilakukan Yesus melalui mukjizat-Nya. Pengusiran roh jahat oleh Yesus menunjukkan bahwa Kerajaan Allah bukan hanya harapan di masa depan, melainkan sudah hadir di dunia bersama kehadiran Yesus. Kerajaan Allah mengalahkan kuasa jahat. Kedua belas rasul yang dipilih Yesus juga diberi kuasa untuk mengusir setan (Mrk 3:13-15), agar pemberitaan Kerajaan Allah terlaksana.
Pada masyarakat Yahudi waktu itu, segala penyakit yang berat, antara lain penyakit kusta dan lumpuh, dianggap bersumber dari dosa. Para imam dan orang-orang Farisi telah mengelompok-kelompokan antara orang-orang yang tahir dan najis (Mrk 7:2, 5). Segala penyakit berat dipandang sebagai kutukan Allah, karena dosanya. Orang-orang yang dianggap najis harus disingkiri dan dikucilkan. Para Imam memiliki kewenangan untuk menentukan mana orang yang tahir atau yang najis berdasarkan bukti fisik atau perbuatan yang tampak. Karena itu, Yesus memerintahkan orang kusta yang disembuhkan untuk melaporkan kesembuhannya kepada imam (Mrk 1:44).
Yesus hadir di dunia untuk mendatangkan keselamatan, yaitu Kerajaan Allah bagi setiap manusia tanpa kecuali, termasuk orang berdosa yang bertobat (Mrk 2:17). Yesus mencari orang-orang yang dianggap tidak tahir, antara lain orang yang sakit kusta, untuk ditahirkan (Mrk 1:40-42). Penyembuhan Yesus terhadap orang sakit yang mengimani-Nya, juga disertai dengan pengampunan dosa. Sabda-Nya: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” (Mrk 2:5, 10-11).
Yesus melarang orang-orang yang disembuhkan menyebarluaskan penyembuhan mereka kepada orang-orang. Yesus tidak menginginkan popularitas sebagai penyembuh. Mukjizat penyembuhan itu dilakukan-Nya untuk menyatakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Penyembuhan dan pengusiran setan dilakukan untuk memerangi segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Suster, Bapak, Ibu, Saudara sekalian yang dikasihi Tuhan. Semoga kita semakin dimampukan untuk untuk menolak setan, dan ambil bagian dalam pewartaan Kerajaan Allah. Terima kasih. Semoga Tuhan memberkati.
Seksi Kateketik, Bidang Pembinaan Iman,
Paroki Santo Joannes Baptista, Parung, Keuskupan Bogor
Sumber
Alkitab Deuterokanonika. 2013. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Stefan Leks. (2003). Tafsir Injil Markus. Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius.
Jehadut, Akfons. (2021). Pengantar Injil Markus. KPKS – BOGOR
Kutipan ayat
Markus 1:23-26
Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah dari padanya!” Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.
Markus 1:24
“Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.”
Markus 3:13-15
Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.
Markus 7:2, 5
Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: “Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?”
Markus 1:44
“Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.”
Markus 2:17
Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Markus 1:40-42
Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
Markus 2:5, 10-11
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” – berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu –: “Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”