Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Sekitar seribu peserta Jambore Serikat Kepausan Anak dan Remaja Mosioner Indonesia (SEKAMI) tiba di Pontianak, Kalimantan Barat, pada Senin (02/08) yang lalu. Mereka mengikuti jambore yang dilaksanakan selama tiga hari. Dengan tema “Berbagi Sukacita Injil Dalam Kebhinekaan”, Jambore nasional ini merupakan wujud perayaan 175 tahun Sekami yang dirayakan secara internasional dan diwujudkan melalui berbagai macam kegiatan dalam Jambore.

Jambore merupakan salah satu sarana dan upaya untuk mengalami dan merasakan lebih mendalam persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid yang diutus dalam kegembiraan. Jambore menjadi medan perjumpaan untuk saling belajar dan berbagi sebagai sesama murid Kristus dalam meneguhkan kesanggupan misioner. Jambore juga menjadi sarana dan ladang mengembangkan antusiasme misioner dalam semangat Doa, Derma, Kurban dan Kesaksian (2D2K).

Dari sekian banyak anak dan remaja misioner tersebut, terdapat seorang remaja dari Paroki St. Joannes Baptista, Parung. Dia adalah Aleksander Bisma Adinugroho atau yang akrab disapa Bisma dari Lingkungan Santo Benediktus. Bisma merasa sangat senang dapat bertemu teman-teman dari Sabang hingga Merauke.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

“Saya tahu kegiatan ini dari Bu Lusi (guru BIA –Red),” ujarnya ketika ditanya awal mula keikutsertaannya dalam Jambore SEKAMI 2018. Karena penasaran dengan kegiatan tersebut dan ingin memperbaiki diri, serta ingin aktif di gereja, Bisma pun memberanikan diri mendaftar. Setelah lolos seleksi yang di antaranya adalah menghapalkan theme song Jambore Nasional dan kekompakan kelompok, siswa kelas 8 SMP Mater Dei Pamulang ini lolos dan berhak menjadi perwakilan Keuskupan Bogor yang semuanya berjumlah 20 anak.

Selama mengikuti jambore, Bisma belajar menjadi rasul cilik. Berkumpul di lapangan, bernyanyi, berjoget, dan melihat berbagai penampilan dari setiap suku di Indonesia secara tak langsung mengajarkannya arti kebhinekaan. “Kami juga diajarkan agar bisa mewartakan Injil kepada teman-teman kami dengan cara mengajak teman-teman agar mau ikut dalam kegiatan gereja,” tuturnya.

Kegiatan jambore ini juga mengajarkannya kemandirian karena ini adalah pertama kalinya Bisma pergi keluar kota bahkan keluar pulau tanpa didampingi orangtua. Di sana ia berkenalan dengan teman-teman dari Pontianak, Purwokerto, NTT, Papua, Flores, Lampung, dan Semarang.

Dalam kesempatan itu, Uskup Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap berpesan kepada para peserta jambore, “Menjadi anak misioner berarti harus mampu memengaruhi anak-anak lain menjadi anak-anak yang baik dan takut akan Tuhan. Kalian akan mendapat banyak pengalaman.”

Sepulang dari jambore, Bisma merasakan pribadinya lebih baik daripada yang dulu. Ia ingin dapat lebih aktif dalam kehidupan menggereja.*(Agnika/KOMSOS)

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *