“Ada petasan nggak? Kalau nggak ada petasan, nanti pukul gong aja!” Kata Romo Natet, demikian beliau akrab disapa. Malam tutup tahun kali ini ada yang beda, misa tutup tahun 2013 yang lalu dimulai sore hari atau bahkan hanya renungan. Sedangkan misa tutup tahun 2014 kali ini dimulai pukul 22.00-23.00 WIB. Misa dipimpin oleh Romo dengan nama lengkap Romo Yohanes Serelus Natet, Pr. Dalam homilinya, Romo mengajak umat untuk merenungkan dan merefleksikan apa saja yang telah kita capai pada tahun 2014. Dan apa resolusi kita di tahun 2015.
Misa malam tutup tahun yang diikuti kurang lebih 50 orang ini berjalan dengan meriah. Nyanyian diiringi alunan organ oleh Eliska Huwa dan dipimpin dirigen oleh Martinus Lasol. Mulai dari lagu pembukaan, ordinarium, sampai lagu penutup semua dinyanyikan.
Pukul 23.00 WIB, misa telah usai. Masih ada waktu 1 jam menuju 2015. Ternyata Frater Yulius Eko Priyambodo sudah menyiapkan sesuatu untuk umat yang ikut hadir. Sebuah cahaya temaram dari lilin kecil berbentuk salib. Umat pun mengelilingi salib yang bercahaya tersebut. Frater Eko mengajak kita dalam keadaan sadar untuk merefleksikan apa yang sudah kita lakukan di tahun 2014, entah itu kegagalan, kekecewaan, ataupun keberhasilan. Dan di tahun 2015 ini, lembaran baru akan kita mulai dengan hal-hal yang baik. Renungan ini diakhiri dengan sharing pengalaman pribadi dari umat dan pengurus tentang bagaimana mereka melayani gereja di tahun 2014.
Tepat pukul 00.00 WIB, petasan dari tetangga sebelah mulai mengusik. Kami pun tidak mau kalah dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Tiga kali bunyi gong merupakan simbol pergantian tahun 2014 ke tahun 2015. Selamat tahun baru 2015. *(Indarto)