Kami merasa senang dapat mengikuti acara Family Weekend Keuskupan Bogor yang dilaksanakan pada 3-5 Juli 2015 lalu di Lembah Karmel Cikanyere dengan tema “Keluarga Sumber Suka Cita”.
Peserta yang datang cukup banyak hingga mencapai 400 orang yang datang dari berbagai paroki di Keuskupan Bogor. Dari Paroki St. Joannes Baptista Parung hanya ada 4 keluarga. Acara Family Weekend yang dikoordinir oleh Komisi Keluarga Keuskupan Bogor tersebut telah dipersiapkan dengan baik sehingga kami peserta dapat mengikuti dengan puas dan sukacita.
Kegiatan yang ditujukan untuk para keluarga tersebut diawali dengan misa pembukaan yang dipimpin oleh Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM. Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan dan makan malam. Keesokan paginya kami juga memulai dengan misa pagi.
Ada banyak sesi menarik dalam rangkaian kegiatan Family Weekend ini. Sesi Pertama setelah misa berjudul “ Potret Kondisi terkini Keluarga Keuskupan Bogor” dibawakan oleh Mgr . Paskalis Bruno Syukur. OFM. Pada sesi pertama ini Bapa Uskup memberi prioritas pertama pada keluarga. Keluarga sebagai gereja rumah tangga (ecclesia domestica).Keluarga sebagai Injil hidup masa kini. Keluarga sebagai seminari tempat tumbuhnya calon-calon imam/biarawan/biarawati. Bapa Uskup juga menyarankan agar pendidikan iman Katolik lebih lagi digiatkan dengan sering membiasakan membaca kitab suci baik di dalam misa di gereja, di sekolah maupun di rumah. Dan saran Bapak Uskup adalah agar setiap paroki lebih menggiatkan kegiatan keluarga dan menyediakan dana khusus untuk penyegaran rohani keluarga.
Sesi kedua dengan tema“ Keluarga Bersukacita dengan Media Digital “dibawakan oleh Prof. Dr. Richardus Eko Indrajit. Beliau membawakan dengan semangat, akrab, dan menarik. Mengupas tentang penggunaan media informasi (gadget, hp, dll) yang sudah semakin luas. Ini terjadi seiring dengan kemajuan teknologi. Kita dapat menggunakan media informasi sebagai media sukacita dalam keluarga bukan malah menjadi penghambat relasi dalam keluarga. Seperti ikut bermain dengan anak-anak dengan media yang ada dan menonton bersama film-film keluarga. Open mind, open heart, Tuhan ada dan hadir dibmana-mana.
Sesi ketiga dibawakan oleh Rm Yohanes Indra Kusuma CSE yang berjudul “Rekonsilisasi Keluarga”. Manusia diciptakan sebagai citra Allah, sehingga sifat-sifatnya ada pada manusia pria dan wanita, dimana mengalirlah kasih Allah. Allah adalah sumber kasih. Mengasihi adalah menyangkal diri sendiri. Keluarga harus saling mengasihi karena Allah selalu hadir dalam kehidupan keluarga.
Sesi keempat berjudul “Alasan Keluarga Kristiani Bersukacita” dibawakan oleh RD. Driyanto. Kami peserta menjadi disegarkan kembali dalam relasi keluarga. Kami diingatkan mengenai tujuan perkawinan menurut gereja Katolik, yaitu demi kebaikan pasangan, kelahiran, dan pendidikan. Perkawinan itu menjadi satu daging, jiwa dan hati dan secita-cita. Tugas yang harus dilakukan dalam perkawinan adalah : menjaga kasih, menyatakan kasih, serta mengkomunikasikan kasih. Tuhan telah memanggil setiap pasangan untuk hidup berkeluarga. Dengan lebih mendalami lagi arti, tujuan dan tugas dalam Perkawinan maka Keluarga Kristiani Bersukacita.
Pada malam harinya kami disegarkan dengan banyak acara hiburan dari beberapa paroki maupun panitia seperti menari, drama, parodi, door prize, dan berjoget bersama. Dalam acara hiburan ini, Bapa Uskup terlihat sangat senang bahkan ikut juga berjoget. Kami sangat bangga memiliki Uskup yang mau memerhatikan keluarga bahkan ikut serta aktif dalam acara Family Weekend selama tiga hari.
Pada hari terakhir, Minggu 5 Juli kami mengikuti sesi terakhir yang berjudul “Kabar Sukacita tentang Keluarga” yang dibawakan oleh RD Alfonsus Sutarno. Romo Sutarno langsung berkomunikasi dengan tanya jawab kepada pasangan suami-istri yang muda, tua, dan kepada remaja tentang keluarga sehingga membuat suasana menjadi hidup.
Setelah sesi terakhir, kami para peserta boleh menyampaikan unek-unek dan usul-saran tentang keluarga dan pendidikan iman Katolik yang disampaikan langsung kepada Bapa Uskup Mgr. Paskalis Bruno Syukur dan Romo Alf. Sutarno sebagai Komisi Keluarga. Semua usul dan saran nantinya dapat ditindaklanjuti untuk dilaksanakan pada setiap paroki di Keuskupan Bogor.* (Caecilia Meyta/AMC)