“…Sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya…”

Injil hari ini menceritakan “Yesus ditolak di Nazaret” (Luk 4 : 21-30). Di dalam kehidupan bermasyarakat, sering kita saksikan lebih banyak yang mengulas kekurangan dan kejelekan sesama daripada sikap hidup yang baik. Di sinilah banyak timbul perpecahan, perselisihan, dan permusuhan antar sesama.012912

Kita semua mengimani bahwa Yesus datang membawa Kabar Gembira. Yesus membebaskan kita dari kegelapan hidup; dari dosa kepada keselamatan, dari tidak tahu menjadi tahu akan hidup kekal. Kita semua meyakini bahwa Roh Tuhan yang berkuasa atas diri kita. Setiap kita memulai sesuatu, selalu memulainya bersama Roh Tuhan. Jangan terlalu mudah mengandalkan uang, jabatan, keahlian, koneksi, dan fasilitas yang kita miliki. Jangan pula terlalu cemas jika yang terjadi sebaliknya. Roh Kuduslah yang akan membimbing kita kepada tujuan hidup dan kebahagiaan sejati.

Bahwasanya di dalam menjalani hidup sehari-hari kadang oleh lingkungan, kita ditolak. Penolakan kadang menimbulkan perasaan sedih, kecewa, terlebih bila penolakan itu karena perbuatan baik dan benar yang kita lakukan. Sebagaimana Yesus ditolak karena pengajaran-Nya, orang-orang yang berada dekat Yesus dan mendengar ajaran-Nya merasa tersinggung dan marah, bahkan Yesus mereka usir.

Mereka tidak mau percaya kepada Yesus. Sementara Yesus tidak bermaksud menyinggung atau menyulut kemarahan mereka. Yesus mau supaya mereka percaya kepada-Nya, Yesus mau mereka membuka hati mereka masing-masing. Semua itu dilakukan Yesus karena cinta-Nya kepada mereka.

Di dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengikut Kristus, kita telah dibekali pedoman hidup, sebagaimana Yesus sendiri menyatakan bahwa hukum utama ajaran gereja adalah Hukum Kasih. Ini diuraikan dalam 10 Perintah Allah (PS 6) dan setelah Perjanjian Baru, 10 Perintah Allah ini dilengkapi/disempurnakan dengan 5 Perintah Gereja (PS 7).

Kalau kita dijelekkan, direndahkan, disakiti, sebaiknya kita tidak perlu membalasnya, tapi justru mendoakannya agar Tuhan mengampuni dosa-dosanya karena orang yang menjelekkan kita itu tidak tahu apa yang diperbuatnya. Mari kita menyampaikan kabar baik ini kepada setiap orang, terutama kepada orang-orang yang kehilangan harapan.

Yesus mengajarkan kepada kita, betapa pentingnya beriman, percaya, berserah dan membuka hati terhadap-Nya. Kita percaya akan mengalami mujizat-mujizat dari Tuhan setiap hari. “Ya Roh Kudus, urapilah pekerjaan dan hidup kami. Amin.”* (Petrus Pardjiman)