Dok. OMK
Dok. OMK

Pada 9-10 Januari 2016 yang lalu, 21 perwakilan OMK dari Paroki St. Joannes Baptista Parung mengikuti sebuah acara kemping. Dengan menyewa angkot, Carlos, Agatha, Reti, Panji, Clara Indah, Laras, Juan, Andre, Clara Ana, Bima, Adel, Teresa, Vincent, Asa, Clara Bella, Cynthia, Niko, Riris, Ega, Sita dan Ibeng bersemangat menuju lokasi kemping. Acara yang diselenggarakan di Taman Wisata Gunung Pancar, Sentul, Jawa Barat ini bukanlah sekadar kemping dan tidur di bawah tenda. Bertema “ALAY: Ada Love Ada Yesus”, acara ini merupakan kegiatan akbar yang diikuti oleh sekitar 300 peserta dari sembilan paroki se-Dekanat Tengah Keuskupan Bogor.

Acara dimulai dengan sambutan dari Michelle Gunawan selaku ketua panitia, dilanjutkan dengan doa pembukaan oleh Romo Marcel selaku pendamping OMK. Para peserta kemudian diajak menyanyikan sebuah lagu yang dipandu oleh lima frater dari keuskupan. Kegiatan kemping tersebut juga diisi dengan dinamika kelompok yang terdiri dari sembilan pos permainan. Selain itu ada pula refleksi, malam keakraban, dan misa di alam yang dipimpin oleh Bapa Uskup Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM. Sebuah pentas seni dan penampilan dari bintang tamu membuat acara makin semarak.

Dok. OMK
Dok. OMK

Rotua Natalia, salah satu peserta dari OMK Parung sangat terkesan ketika mengikuti dinamika kelompok dan melakukan tantangan setiap pos. Masing-masing kelompok harus saling berkompetisi. Setiap peserta dilatih untuk lebih kompak, optimis, kreatif, percaya diri, dan saling percaya dengan teman sekelompok. “Pengetahuan tentang iman Katolik kita juga diuji dengan menjawab pertanyaan refleksi dari permainan yang dimainkan,” ujarnya.

Sesuai dengan namanya, para peserta benar-benar kemping alias tidur di tenda. Satu tenda berisi 20 orang dari berbagai paroki sehingga mereka dapat lebih mengenal teman-teman barunya. Namun, hujan badai sempat turun disertai dengan mati listrik. Acara dinamika kelompok yang sedang dilakukan pun terhenti dan dilanjutkan di tenda acara. Di luar dugaan, banyak tenda yang sedianya untuk tidur ternyata bocor. Panitia dan peserta pun bekerja sama memindahkan semua barang bawaan serta makanan untuk makan malam ke dua pendopo besar. Acara malam keakraban dilakukan di pendopo. Para peserta yang sudah akrab sejak sore hari ketika hujan mulai turun menjadi makin akrab. Ada yang merawat teman yang sakit, berbagi sleeping bag, hingga meminjamkan pakaian untuk teman yang pakaiannya basah karena semua isi ranselnya basah. Usai malam keakraban, beberapa kelompok yang tendanya bocor, terpaksa tidur di pendopo.

Bapa Uskup melalui homilinya mengingatkan para peserta bahwa meskipun musibah yang datang tidak dapat kita prediksi, tetapi kita tetap bersukacita dalam keadaan sulit, seperti teladan St. Fransiskus Asisi yang selalu menyapa alam sekitar (tetesan hujan, terik matahari -red). Kita harus percaya dengan bersyukur kita akan lebih mudah menghadapi kesulitan hidup ini.

Dok. OMK
Dok. OMK

Kegiatan Christmas Camp 2016 yang bukan sekadar kemping ini memberikan kesan mendalam bagi semua peserta. Rotua Natalia beranggapan bahwa acara perdana ini sudah berjalan dengan sangat baik. “Saya juga mau berterima kasih atas partisipasi dan kekompakan teman-teman selama mengikuti acara Christmas Camp. Semoga di acara OMK keuskupan selanjutnya, ada lebih banyak lagi OMK Parung yang dapat ikut berpartisipasi,” harapnya.* (Agnika/KOMSOS)

By Admin