Beberapa hari lalu ketika sedang mengikuti rapat di kantor untuk membahas konten sosial media, sempat tercetus kelakar seorang teman tentang Sumpah Pemuda. “Punya semangat Sumpah Pemuda, bukan jadi Sampah Pemuda,” ujarnya.
Peringatan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober ini seharusnya mengingatkan kita akan semangat kebhinekaan bangsa ini.
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
Sebagai Orang Muda Katolik, hendaknya kita turut ambil bagian untuk merawat kebhinekaan yang ada di negara kita tercinta. Kebhinekaan bangsa Indonesia merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa yang harus dijaga. Namun apa yang terjadi di sekitar kita?
Pemuda malah menjadi berita utama ketika ada peristiwa tawuran, entah itu tawuran antar pelajar, atau tawuran antar suporter sepak bola. Bahkan tak jarang tawuran itu memakan korban. Sungguh memprihatinkan. Pemuda juga sering menghiasi berita tentang narkoba. Berapa banyak anak muda yang tertangkap karena kasus narkoba?
Selain itu, ada pula pemuda tanpa daya yang tak tahu harus berbuat apa, yang tak tahu harus berkontribusi apa, yang tak tahu hendak melangkah ke mana. Tumbuh keprihatinan ketika pemuda saat ini mudah putus asa.
Teman-teman pemuda, marilah bangkit untuk membangun semangat Sumpah Pemuda. Janganlah mau jadi sampah pemuda. Apalagi kita merupakan pemuda Katolik yang 100% Katolik, 100% Indonesia. Saatnya kita tunjukkan karya. Bingung mulai dari mana? Yuk, mulai aktif melayani dan berkontribusi untuk gereja.* (Agnika/KOMSOS)