Orang Muda Katolik Paroki St. Markus Depok Timur

Orang Muda Katolik (OMK) sedang kembali menunjukkan eksistensinya, kembali bangkit dan melawan masa transisi dari pandemi ke endemi. Salah satunya adalah OMK Paroki St. Markus Depok Timur. Pada (11/12/2022) telah diselenggarakan Seminar Pendidikan dan Keorganisasian Orang Muda Katolik (SPEAK OMK) sekitar 50 orang OMK Paroki St. Markus menghadiri seminar ini. Dengan slogan bersama, bergerak, berdampak acara ini mengusung tema “PERAHU : Pemuda Bergerak Bahu Membahu”. Dalam acara yang dilaksanakan dari pukul 11.00 WIB ini menghadirkan seorang narasumber yang namanya sudah tidak asing lagi terdengar, beliau adalah RD. Dionnysius Manopo (Pastor Vikaris Paroki St. Joannes Baptista Parung). 

Sebelum acara dimulai, RD. Gregorius Agus Edy Cahyono selaku Pastor Paroki St Markus Depok Timur memberikan kata sambutan. Dalam sambutannya, Romo Greg mengharapkan bahwa seminar ini dapat membawa pengaruh dan berdampak bagi OMK di Paroki St Markus dengan semangat dan sukacita dari Romo Dion apalagi seminar ini bertepatan dengan Minggu Gaudete (Minggu Adven ke-3).

Romo Dion dalam point pertamanya yaitu bersama, mengatakan bahwa sebagai Orang Muda Katolik perlu memiliki sebuah prinsip dasar dan sadar akan identitasnya. Karena OMK bukan hanya sekedar gerombolan melainkan sebuah komunitas yang memiliki keterikatan dan keterkaitan. Sehingga setiap diri orang muda yang ada di dalam Paroki menganggap bahwa OMK adalah keluarganya dan merasa nyaman dengan rumahnya tanpa ada sebuah tekanan. 

Kemudian dalam point kedua yaitu bergerak, Romo Dion mengajak para OMK yang bergerak. Dengan mengambil perumpamaan bahwa OMK adalah satu tubuh dengan banyak anggota di dalamnya . Indikator keberhasilan OMK dilihat dari seberapa jauh OMK saling merangkul sesama orang muda yang tidak aktif menjadi aktif. Karena setiap diri orang muda memiliki bagian dan keunikan yang tak tergantikan, dan diminta untuk berpartisipasi pada bagiannya masing-masing meskipun sekecil dan sebesar apapun kontribusi yang diberikan. 

Dalam point yang terakhir yaitu berdampak, OMK diibaratkan dengan relasi cinta. Karena cinta, perlu yang namanya keberanian untuk mengungkapkan salah satunya dengan cara merangkul. Lalu, selain berani perlu adanya penerimaan yang diartikan bahwa sebagai OMK perlu menerima segala talenta atau kelebihan dan kekurangan dari setiap diri orang muda secara utuh. Sehingga hal terakhir dan utama yang harus dilakukan adalah merawat cinta, kemudian dengan cari ini dapat menghadirkan OMK sebagai motor gereja yang menjadi mesin penggerak dalam sebuah gereja. 

“Menjadi Orang Muda Katolik, jangan hanya menunggu tetapi cobalah untuk berpartisipasi dalam membuat sebuah kegiatan OMK yang tidak itu-itu saja. Beranilah untuk terjun langsung bukan hanya untuk mengeluh, melainkan bersama bergerak untuk memecahkan segala keluhan sehingga memberi dampak terhadap lingkungan sekitar” ucap Romo Dion pada akhir sesi seminar ini. 

Terdapat pula kuis serta games dalam bentuk kelompok yang dikemas dalam bentuk yang unik dan seru dan sesi tanya jawab. Tidak hanya itu terdapat pula peresmian logo baru OMK Paroki St. Markus yang ditandatangani langsung oleh RD. Gregorius Agus Edy Cahyono (Pastor Paroki St Markus Depok Timur) dan Joshua Gilang (Ketua OMK Paroki St. Markus). Seminar yang berakhir pada pukul 14.00 ini ditutup dengan foto dan makan siang bersama. (Lala/KOMSOS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *