Foto: SSA. Wulandari
Foto: SSA. Wulandari

Puji syukur atas kemurahan Tuhan, Keuskupan Bogor mendapat anugerah 4 imam baru yang telah menerima rahmat Tahbisan Presbiterat  dalam Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM sebagai Konselebran Utama. Tahbisan tersebut berlangsung pada Selasa, 31 Mei 2016 di Gereja St. Matias Cinere. Perayaan yang indah dan penuh keakraban itu dihadiri oleh 1.000 lebih umat dan seluruh imam Keuskupan Sufragan Bogor.

Foto: SSA. Wulandari
Foto: SSA. Wulandari

Keempat imam baru yang tumbuh dari keluarga sederhana itu diharapkan dapat memberi warna penggembalaan di Keuskupan Bogor tercinta ini. Dalam sambutannya, sebagai Ketua Panitia, RD Lucius Joko membacakan puisi yang sungguh indah:

Sederhana itu seperti bukan apa-apa

sederhana itu seperti bukan siapa-siapa

sederhana itu terkadang kurang diperhitungkan

tapi, sederhana itu pasti punya kekosongan yang siap diisi

sederhana selalu mau terbuka tangan dan hidup…. untuk, bagi, dan demi Cintanya

 

Cinta Tuhan mengisi kekosongan dari sederhana, memenuhi sederhana

Cinta Tuhan membuat kita kuat, tangguh, kokoh

Cinta Tuhan membuat sederhana menjadi penuh arti

Jadilah imam-imam sederhana yang terbuka akan cinta-Nya

supaya menjadi imam yang penuh arti, Imam yang berkualitas secara spiritual dan imam yang berkualitas dalam segala pelayanan.

 

Dari puisi di atas, sebagai umat kita juga dapat merefleksikan dalam diri, supaya kita juga mau mengosongkan gelas kita agar kita menyediakan ruang bagi Tuhan dalam hati dan diri kita. Gelas yang selalu penuh tidak memberi kesempatan pada karya cinta kasih Tuhan.

Dalam perutusannya, Mgr Paskalis yang diwakili oleh Vikjen RD Tri Harsono menyampaikan penugasan bagi para Imam tertahbis sebagai berikut:

  1. RD Yulius Eko Priyambodo sebagai Vikaris di Paroki Herkulanus Depok
  1. RD Heribertus Wibowo Santoso sebagai Vikaris di Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Cibubur
  1. RD Bartholomeus Wahyu Kurniadi sebagai Vikaris di Paroki Kristus Raja Serang
  1. RD Alfonsus Sombolinggi sebagai Vikaris di Paroki Keluarga Kudus Cibinong

Marilah kita doakan para imam kita dan bergandengan tangan membangun Gereja Allah, mencintai dan menerima imam apa adanya seperti para imam juga menerima umat apa adanya. Imam membutuhkan dicintai, dihargai, disapa, dan dilibatkan oleh umatnya karena imam juga manusia, sama dengan umat, punya perasaan (bahagia, takut, sedih, marah).

Nah, terkadang ada godaan di tengah-tangah umat untuk membicarakan (baca: menggosipkan) imamnya. Maka sebelum kita jatuh dalam godaan, marilah kita bertanya pada diri sendiri: sudahkan aku mencintai imamku sungguh-sungguh?* (Vonny-Jim/ME)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *