Suster, Bapak, Ibu, Saudara sekalian yang dikasihi Tuhan. Selamat pagi. Marilah kita bersama-sama mendalami iman kita kepada Yesus Kristus melalui ajaran Yesus dalam Khotbah Akhir Zaman tentang “hamba yang setia dan bijaksana”, dalam Injil Matius (24:45-51; 25:1-13).

Pada zaman Yesus, perbudakan dalam masyarakat bangsa Yahudi merupakan kenyataan sosial yang biasa saja. Terdapatnya perbudakan itu membuat kata hamba banyak ditemukan dalam perikop-perikop Kitab Suci. Namun, hamba orang-orang Yahudi pada waktu itu tidak selalu berkedudukan rendah. Seorang hamba yang setia dan bijaksana bahkan diangkat dan dipercaya untuk mengurus kekayaan tuannya (Mat 24:45-47). Dalam Injil Matius, kata hamba digunakan sebagai perumpamaan untuk menyebut murid-murid Yesus.

Yesus sebenarnya juga menyebut murid-murid-Nya sebagai sahabat. Penyebutan murid sebagai sahabat terjadi saat Yesus menjawab pertanyaan murid-murid Yohanes tentang mengapa murid-murid-Nya tidak berpuasa (Mat 9:14-15). Tentu saja, untuk menjadi sahabat ada syarat yang harus dipenuhi. Yesus bersabda, “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu” (Yoh 15:14). Karena kasih-Nya, Yesus menyebut para murid-Nya, adalah sahabat. Sebaliknya, apakah kita sudah memenuhi syarat untuk menyatakan diri sebagai sahabat Yesus? Merujuk pada Injil Matius, kita perlu bertindak sebagai hamba yang setia dan bijaksana.

Dalam khotbah Yesus tentang akhir zaman, hamba yang setia dan bijaksana adalah hamba yang melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Ia bekerja secara tulus tanpa menghiraukan apakah tuan mereka sedang mengawasinya atau tidak (Mat 24: 45-47). Hamba yang bijaksana selalu berjaga-jaga dengan tetap melaksanakan tugasnya. Hamba yang bijaksana itu seperti lima orang gadis yang siap menyongsong kehadiran mempelai. Mereka tetap setia menunggu kedatangan mempelai dengan pelita yang siap menerangi perjalanan di tengah malam yang gelap, sampai ke tempat tujuan (Mat 25:4).

Sebaliknya, hamba yang jahat adalah hamba yang memiliki sikap aji mumpung. Ia melalaikan tugasnya, jika tuannya tidak ada di tempat, bahkan mengganggu hamba-hamba lain yang mau bekerja (Mat 24:48-49). Hamba yang jahat biasanya terpaksa mau bekerja karena adanya ancaman hukuman jika mereka tidak melakukan tugasnya. Hamba yang tidak bijaksana itu ibarat lima gadis bodoh yang tidak mempersiapkan diri untuk dapat melaksanakan tugasnya di saat diperlukan (Mat 25:3). Waktu kosong tidak digunakan untuk mempersiapkan diri, berjaga-jaga agar tetap siap siaga melaksanakan tugasnya, tetapi digunakan untuk bersenang-senang.

Suster, Bapak, Ibu, Saudara sekalian yang dikasihi Tuhan. Perumpamaan Yesus tentang hamba yang setia dan bijaksana itu mengajarkan kita bahwa kesetiaan iman bukan dijalani karena ketakutan akan ancaman hukuman di akhir zaman. Ajaran Kristus bukan untuk menakut-nakuti pengikut-Nya, melainkan mengajarkan kesetiaan untuk tetap merindukan kedatangan Tuhan. Yesus mengajarkan kebijaksanaan agar membuat kita memahami kehendak-Nya. Beriman kepada Yesus kristus selayaknya dijalankan dengan kejujuran dan ketulusan hati, tanpa henti dan tanpa memperhitungkan ada atau tidaknya perhatian atau pujian dari orang lain.

Suster, Bapak, Ibu, Saudara sekalian yang dikasihi Tuhan. Demikianlah intisari makna “hamba yang setia dan bijaksana”. Semoga kita semakin dimampukan untuk tetap setia kepada Yesus sampai akhir hayat. Terima kasih. Semoga Tuhan memberkati.

Seksi Kateketik, Bidang Pembinaan Iman,

Paroki Santo Joannes Baptista, Parung, Keuskupan Bogor

Sumber

Alkitab Deuterokanonika. 2013. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

eKatolik. Alkitab Deuterokanonika.

Seto Marsunu. (2022). Via Christi: Melangkah di jalan Tuhan. Jakarta: Penerbit Obor.

Stefan Leks. (2003). Tafsir Injil Matius. Yogyakarta: PT Kanisius.

Kutipan ayat

Matius 24:45-51

45“Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?

46Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.

47Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.

48Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:

49Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk,

50maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak diketahuinya, \dan pada saat yang tidak diketahuinya,

51dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”

Matius 9:14-15

Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

Yohanes 15:14

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.

Matius 25:3-4

Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

Silakan membaca secara utuh Matius 25:1-13.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *