Foto: Nika
Foto: Nika

Tuhan menciptakan Bumi dan seisinya sebagai tempat bagi kita untuk melangsungkan hidup. Kita berkewajiban untuk menjaga dan memeliharanya. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, kita malah dengan sengaja merusaknya. Nah, pada 22 April yang lalu, kita memeringati Hari Bumi.

Hari Bumi merupakan acara tahunan yang diadakan di seluruh dunia untuk menunjukkan dukungan bagi perlindungan lingkungan. Organisasi yang mengkoordinasikan Hari Bumi adalah Earth Day Network (Jaringan Hari Bumi). Kelompok ini mengelola sebuah jaringan global yang luas tentang penyelenggaraan acara Hari Bumi. Jaringan Hari Bumi adalah sebuah organisasi yang lahir pada peringatan Hari Bumi pertama tahun 1970 ketika akibat dari polusi industri AS berada dalam situasi yang sangat gawat yang berdampak pada lingkungan.

Tahun 2016 ini, tema Hari Bumi adalah “Pohon untuk Bumi. Mari Menanam Pohon!” Dan menjelang perayaan Hari Bumi ke-50 yang akan dirayakan pada 2020, PBB menargetkan untuk menanam 7,8 miliar pohon di seluruh dunia pada tahun tersebut.

Di tengah ancaman nyata perubahan iklim, pohon diharapkan menjadi penyelamat. “(Pohon) menyerap kelebihan CO2 yang berbahaya di atmosfer kita. Bahkan, dalam satu tahun, sebuah pohon dewasa bisa menyerap CO2 dalam jumlah yang sama dengan yang dihasilkan rata-rata mobil dalam 26 ribu mil (sekitar 41 ribu kilometer),” demikian bunyi salah satu butir penjelasan PBB.

Pohon merupakan “benteng” alami nan tangguh dan tahan lama yang melindungi kita dari berbagai peristiwa alam ekstrim seperti angin topan, banjir, tanah longsor dan badai salju.  Semakin lama pohon-pohon tumbuh dan menetap di suatu tempat, semakin kuat pula perlindungan yang diberikan. Dengan menanam pohon yang tepat, kita dapat membantu menangkal hilangnya spesies, serta memberikan peningkatan habitat bagi satwa-satwa di hutan lokal.

Planet kita saat ini kehilangan lebih dari 15 miliar pohon setiap tahun (setara dengan 48 lapangan sepak bola setiap menit).  Padahal, keberadaan pohon-pohon sangat vital bagi planet kita.

Momen Hari Bumi ini dapat kita tandai dengan mulai menanam pohon. Kita bisa menanam pohon di lingkungan sekitar rumah, di lingkungan gereja, di lingkungan sekolah, atau bahkan di tempat yang jauh dari rumah tinggal kita. Ada berbagai cara untuk melakukan penanaman pohon, mulai dari melakukan penanaman sendiri, penanaman secara massal, atau melalui donasi penanaman pohon.

Paus Fransiskus menyerukan pesan pertobatan ekologis dalam ensiklik kedua, “Laudato si”, yang berawal dari pertanyaan “Bumi seperti apa yang akan kita warisi kepada anak cucu kita?” Mari kita jaga ibu bumi kita bersama demi generasi mendatang. Selamat HARI BUMI.* (dari pelbagai sumber)

By Admin